Rabu, 23 Juni 2010


Bergeraklah..

SEKEDAR NASIHAT UNTUK KAUM HAWA

SEKEDAR NASIHAT UNTUK KAUM HAWA
1. Untuk membentuk bibir yang menawan, Ucapkan kata-kata kebaikan.
2. Untuk mendapatkan mata yang indah, Carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.
3. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, Berbagilah makanan dengan mereka yang kelaparan.
4. Untuk mendapatkan rambut yang indah, Mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.
5. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, Berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, Dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian. Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain, Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni.
6. Jadi, jangan pernah kucilkan seseorang dari hati anda Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, Ingatlah senantiasa, Jika suatu ketika anda membutuhkan pertolongan, Akan senantiasa ada tangan terulur.
7. Dan dengan bertambahnya usia anda, Anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, Satu untuk menolong diri anda sendiri, Dan satu lagi untuk menolong orang lain.
8. Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakannya, Bukan pada bentuk tubuhnya, atau cara dia menyisir rambutnya.
9. Kecantikan wanita terdapat pada matanya, cara dia memandang dunia. Karena di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, Di mana cinta dapat berkembang.
10. Kecantikan wanita, bukan pada kehalusan wajahnya, Tetapi kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, Yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta yang dia berikan Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.

Ada Yang Memperhatikan Kita

Ada Yang Memperhatikan Kita
Seluruh penumpang di dalam bus merasa simpati� melihat seorang wanita� muda dg tongkatnya meraba-raba menaiki tangga� bus. Dg tangannya yg� lain dia meraba posisi di mana sopir berada, dan� membayar ongkos bus. Lalu berjalan ke dalam bus mencari-cari bangku�yg kosong dg� tangannya. Setelah yakin bangku yg dirabanya�kosong, dia duduk.� Meletakkan tasnya di atas pangkuan, dan satu tangannya masih memegang� tongkat.
Satu tahun sudah, Yasmin, wanita muda itu,� mengalami buta. Suatu� kecelakaan telah berlaku atasnya, dan�menghilangkan penglihatannya� untuk selama-lamanya. Dunia tiba-tiba saja�menjadi gelap dan segala� harapan dan cita-cita menjadi sirna. Dia adalah wanita yg penuh dg�ambisi menaklukan dunia, aktif di segala� perkumpulan, baik di sekolah, rumah maupun di linkungannya.

Tiba-tiba saja semuanya sirna, begitu kecelakaan� itu dialaminya.� Kegelapan, frustrasi, dan rendah diri tiba-tiba�saja menyelimuti� jiwanya. Hilang sudah masa depan yg selama ini�dicita-citakan. Merasa� tak berguna dan tak ada seorangpun yg sanggup� menolongnya selalu�membisiki hatinya. "Bagaimana ini bisa terjadi�padaku?" dia� menangis. Hatinya protes, diliputi kemarahan dan putus�asa. Tapi, tak peduli sebanyak apa pun dia mengeluh dan menangis, sebanyak apa pun dia� protes, sebanyak apapun dia berdo'a dan memohon,� dia harus tahu,� penglihatannya tak akan kembali.
Di antara frustrasi, depresi dan� putus asa, dia masih beruntung, karena mempunyai�suami yg begitu�penyayang dan setia, Burhan. Burhan adalah seorang prajurit TNI biasa yg� bekerja sebagai security� di sebuah perusahaan. Dia mencintai Yasmin dg� seluruh hatinya. Ketika�mengetahui Yasmin kehilangan penglihatan, rasa� cintanya tidak�berkurang. Justru perhatiannya makin bertambah,�ketika dilihatnya�Yasmin tenggelam ke dalam jurang keputus-asaan. Burhan ingin menolong�mengembalikan rasa percaray diri Yasmin, seperti�ketika Yasmin belum�menjadi buta. Burhan tahu, ini adalah perjuangan�yg tidak gampang.
Butuh extra waktu dan kesabaran yg tidak sedikit. �
Karena buta, Yasmin tidak bisa terus bekerja di�perusahaannya. Dia� berhenti dg terhormat. Burhan mendorongnya supaya belajar huruf�Braile. Dg harapan, suatu saat bisa berguna�untuk masa depan. Tapi� bagaimana Yasmin bisa belajar? Sedangkan untuk�pergi ke mana-mana�saja selalu diantar Burhan? Dunia ini begitu� gelap. Tak ada�kesempatan sedikitpun untuk bisa melihat jalan.
Dulu, sebelum menjadi� buta, dia memang biasa naik bus ke tempat kerja� dan ke mana saja� sendirian. Tapi kini, ketika buta, apa sanggup�dia naik bus� sendirian? Berjalan sendirian? Pulang-pergi�sendirian? Siapa yg akan�melindunginya ketika sendirian? Begitulah yg�berkecamuk di dalam hati�Yasmin yg putus asa.
Tapi Burhan membimbing jiwa Yasmin yg sedang�frustasi dg sabar. Dia�merelakan� drinya untuk mengantar Yasmin ke�sekolah, di mana Yasmin� musti belajar huruf Braile. Dg sabar Burhan�menuntun Yasmin menaiki� bus kota menuju sekolah yg dituju. Dg susah�payah dan tertatih-tatih�Yasmin melangkah bersama tongkatnya. Sementara Burhan berada di�sampingnya. Selesai mengantar Yasmin dia menuju�tempat dinas. Begitulah, selama berhari-hari dan�berminggu-minggu Burhan mengantar� dan menjemput Yasmin. Lengkap dg seragam dinas�security.
Tapi lama-kelamaan Burhan sadar, tak mungkin�selamanya Yasmin harus�diantar; pulang dan pergi. Bagaimanapun juga�Yasmin harus bisa� mandiri, tak mungkin selamanya mengandalkan�dirinya. Sebab dia juga� punya pekerjaan yg harus dijalaninya. Dg�hati-hati dia mengutarakan� maksudnya, supaya Yasmin tak tersinggung dan merasa dibuang. Sebab��Yasmin, bagaimanapun juga masih terpukul dg�musibah yg dialaminya.� Seperti yg diramalkan Burhan, Yasmin histeris�mendengar itu.Dia
merasa dirinya kini benar-benar telah�tercampakkan. "Saya buta, tak� bisa melihat!" teriak Yasmin. "Bagaimana saya� bisa tahu saya ada di� mana? Kamu telah benar-benar meninggalkan saya."
Burhan hancur�hatinya mendengar itu. Tapi dia sadar apa yg�musti dilakukan. Mau tak mau Yasmin musti terima. Musti mau menjadi wanita yg mandiri.� Burhan tak melepas begitu saja Yasmin. Setiap� pagi, dia mengantar�Yasmin menuju halte bus. Dan setelah dua minggu,�Yasmin akhirnya bisa� berangkat sendiri ke halte. Berjalan dg� tongkatnya. Burhan� menasehatinya agar mengandalkan indera� pendengarannya, di manapun dia berada. Setelah dirasanya yakin bahwa Yasmin�bisa pergi sendiri, dg� tenang Burhan pergi ke tempat dinas.
Sementara Yasmin merasa bersyukur bahwa selama�ini dia mempunyai� suami yg begitu setia dan sabar membimbingnya.
Memang tak mungkin�bagi Burhan untuk terus selalu menemani setiap� saat ke manapun dia� pergi. Tak mungkin juga selalu diantar ke� tempatnya belajar, sebab Burhan juga punya pekerjaan yg harus dilakoni.
Dan dia adalah wanita� yg dulu, sebelum buta, tak pernah menyerah pada tantangan dan wanita�yg tak bisa diam saja. Kini dia harus menjadi�Yasmin yg dulu, yg� tegar dan menyukai tantangan dan suka bekerja� dan belajar.

Hari-hari pun berlalu. Dan sudah beberapa minggu� Yasmin menjalani� rutinitasnya belajar, dg mengendarai bus kota� sendirian. Suatu hari,� ketika dia hendak turun dari bus, sopir bus�berkata, "saya sungguh�iri padamu". Yasmin tidak yakin, kalau sopir itu
bicara�padanya. "Anda bicara pada saya?"��
" Ya", jawab sopir bus. "Saya benar-benar iri padamu". Yasmin�kebingungan, heran dan tak habis berpikir,�bagaimana bisa di dunia�ini, seorang buta, wanita buta, yg berjalan terseok-seok dg�tongkatnya hanya sekedar mencari keberanian� mengisi sisa hidupnya, membuat orang lain merasa iri?
"Apa maksud anda?" Yasmin bertanya penuh�keheranan pada sopir itu.
"Kamu tahu," jawab sopir bus, "Setiap pagi,�sejak beberapa minggu� ini, seorang lelaki muda dg seragam militer�selalu berdiri di sebrang� jalan. Dia memperhatikanmu dg harap-harap cemas� ketika kamu menuruni�tangga bus. Dan ketika kamu menyebrang jalan,�dia perhatikan�langkahmu dan bibirnya tersenyum puas begitu kamu telah melewati�jalan itu. Begitu kamu masuk gedung sekolahmu,�dia meniupkan ciumannya padamu, memberimu salut, dan pergi� dari situ. Kamu sungguh�wanita beruntung, ada yg memperhatikan dan� melindungimu".
Air mata bahagia mengalir di pipi Yasmin.� Walaupun dia tidak melihat�orang tsb, dia yakin dan merasakan kehadiran�Burhan di sana. Dia� merasa begitu beruntung, sangat beruntung, bahwa�Burhan telah� memberinya sesuatu yg lebih berharga dari
penglihatan. Sebuah�pemberian yg tak perlu untuk dilihat; kasih�sayang yg membawa cahaya,�ketika dia berada dalam kegelapan.

---------------------------

Kita ibarat orang buta
Yg diperintahkan bekerja dan berusaha
Kita adalah orang buta
Yg diberi semangat untuk terus hidup dan bekerja
Kita tak bisa melihat Tuhan dan malaikat
Tapi Dia terus membimbing
Dia memompa semangat kita
Cemas dan khawatir dg langkah kita
Dan tersenyum puas
Melihat kita berhasil melewati ujian-NYA

Kisah 3 orang Zindik

Kisah 3 orang zindik

Kisah ini saya kutip dari sebuah kitab berbahasa arab. Dan ini terjemah bebasnya...

Tiga orang zindiq dan ulama cerdas Dalam suatu kesempatan, sepakatlah tiga orang zindiq menguji kehebatan seorang ulama, syaikh, atau sebut saja kyai. Suatu ketika sang kyai dalam perjalanan jauh, lelah, letih dan payah. Beliau pun berhenti dari perjalanannya dan istirahat. Beliau ingin membaringkan tubuhnya, beristirahat, tidur sebentar di bawah sebuah pohon yang besar.

Itulah saat-saat yang ditunggu oleh orang-orang zindiq itu. Mereka sepakat masing-masing mengajukan satu pertanyaan kepada kyai dengan cepat mendadak dan mengagetkan tatkala rasa kantuknya sedang berat2nya, dengan harapan sang kyai tak bisa menjawab dengan cerdas.

Tentu saja masing-masing sudah menyiapkan pertanyaan yang dirasa oleh mereka tak mungkin mampu dijawab oleh sang kyai. Saat mata mulai terpejam, orang-orang zindiq datang dengan segera. Dan orang zindiq pertama bertanya, “Pak Kyai saya tidak pernah bertemu dengan allah bagaimana saya bisa beriman Pak Kyai?”

Mendapat pertanyaan yang mendadak tersebut, sang kyai kaget dan hendak berkata sesuatu. Namun mendadak orang zindiq kedua bertanya, “Pak Kyai semua perbuatan itu sudah ditentukan allah, lalu mengapa kita masih dituntut oleh Nya?

Lagi-lagi Pak Kyai kaget dan hendak menjawap pertanyaan itu. Tiba-tiba pertanyaan ketiga muluncur dari orang zindiq ketiga. “Pak Kyai, setan itu diciptakan dari api, bagaimana mungkin ia dibakar, disiksa dengan api, apa dia bisa merasa sakitnya?”

Pak Kyai pun dengan tenang mengambil beberapa bongkahan tanah keras, dan masing-masing orang zindiq tersebut dilempar dengan tanah keras tersebut sehingga membuat kepala mereka benjol-benjol.

Mendapat perlakuan yang kasar dari Pak Kyai, tiga orang zindiq tidak terima dan melapor ke hakim di wilayah tersebut. Orang zindiq pertama berkata, “Pak hakim saya hanya mengajukan pertanyaan pada kyai itu, tapi dia justru melempariku dengan tanah keras yang membuat kepalaku benjol2 aku tak terima. Aku butuh jawaban bukan lemparan tanah keras itu.”


Pak Kyai berkata, bukankah kamu tadi yang berkata bahwa bagaimana mungkin bisa percaya kepada allah sementara kau tidak bisa melihatnya. Maka aku lempar tanah keras itu. Orang zindiq berkata, “Ya itulah yang membuat aku sakit.”


Pak Kyai berkata, “sakit. mana rasa sakit itu, tunjukkan padaku, aku tidak percaya kalau kau sakit karena aku tak bisa melihat rasa sakit itu. Sebagaimana kau tidak bisa percaya allah karena kau tak melihatnya.”

“Dan aku Pak Kyai,” kata orang zindiq ke dua. “Ya kamu, bukankah kau yang tadi berkata, bukankah allah telah menetapkan semua perbuatan mengapa aku harus dituntut. Ketahuilah yang aku lakukan telah ditetapkan Allah, lalu mengapa kau menuntut aku?” kata Pak Kyai.

“Dan kamu, hai yang berkata, setan diciptakan dari api mengapa disiksa dengan api, apa itu menyakitkan. Bukankah kamu diciptakan dari tanah dan karena itu aku lempar kau dengan tanah. Apakah kau tidak merasakan sakit?” tanya Pak Kyai.

Cerita Hikmah:

ORANG KAYA DAN ORANG MISKIN BERTEMU DI SURGA

Alkisah, di suatu negeri pernah hidup seorang kaya
raya, yang rajin beribadah dan beramal. Meski kaya
raya, ia tak sombong atau membanggakan kekayaannya.
Kekayaannya digunakan untuk membangun rumah ibadat,
menyantuni anak yatim, membantu saudara, kerabat dan
tetangga-tetangganya yang miskin dan kekurangan, serta
berbagai amal sosial lainnya. Di musim paceklik, ia
membagikan bahan pangan dari kebunnya yang
berhektar-hektar kepada banyak orang yang kesusahan.
Salah satu yang sering dibantu adalah seorang
tetangganya yang miskin.

Dikisahkan, sesudah meninggal, berkat banyaknya amal,
si orang kaya ini pun masuk surga. Secara tak terduga,
di surga yang sama, ia bertemu dengan mantan
tetangganya yang miskin dulu. Ia pun menyapa.

"Apa kabar, sobat! Sungguh tak terduga, bisa bertemu
kamu di sini," ujar si kaya.
"Mengapa tidak? Bukankah Tuhan memberikan surga pada
siapa saja yang dikehendaki-Nya, tanpa memandang kaya
dan miskin?" jawab si miskin.

"Jangan salah paham, sobat. Tentu saja aku paham,
Tuhan Maha Pengasih kepada semua umat-Nya tanpa
memandang kaya-miskin. Cuma aku ingin tahu, amalan
apakah yang telah kau lakukan sehingga mendapat
karunia surga ini?"
"Oh, sederhana saja. Aku mendapat pahala atas amalan
membangun rumah ibadat, menyantuni anak yatim,
membantu saudara, kerabat dan tetangga yang miskin dan
kekurangan, serta berbagai amal sosial lainnya...."

"Bagaimana itu mungkin?" ujar si kaya, heran.
"Bukankah waktu di dunia dulu kamu sangat miskin.
Bahkan seingatku, untuk nafkah hidup sehari-hari saja
kamu harus berutang kanan-kiri?"

"Ucapanmu memang benar," jawab si miskin. "Cuma waktu
di dunia dulu, aku sering berdoa: Oh, Tuhan!
Seandainya aku diberi kekayaan materi seperti
tetanggaku yang kaya itu, aku berniat membangun rumah
ibadat, menyantuni anak yatim, membantu saudara,
kerabat dan tetangga yang miskin dan banyak amal
lainnya. Tapi apapun yang kau berikan untukku, aku
akan ikhlas dan sabar menerimanya."

"Rupanya, meski selama hidup di dunia aku tak pernah
berhasil mewujudkannya, ternyata semua niat baikku
yang tulus itu dicatat oleh Tuhan. Dan aku diberi
pahala, seolah-olah aku telah melakukannya. Berkat
semua niat baik itulah, aku diberi ganjaran surga ini
dan bisa bertemu kamu di sini," lanjut si miskin.

Maka perbanyaklah niat baik dalam hati Anda. Bahkan
jika Anda tidak punya kekuatan atau kekuasaan untuk
mewujudkan niat baik itu dalam kehidupan sekarang,
tidak ada niat baik yang tersia-sia di mata Tuhan…..

Sumber: Anonim

Cerita Tukang Ojek Sepeda
Bagikan
25 Januari 2010 jam 18:43
Beberapa hari lalu sewaktu Jakarta di guyur hujan deras dan air di kali sunter mulai terlihat meninggi (rumah saya hanya berseberangan dengan kali Sunter) saya melihat seorang Bapak Tua tukang ojek sepeda sedang neduh di bawah pohon yang rindang, mungkin dalam pikiran Bapak tukang ojek sepeda, pohon itu bisa melindunginya dari hujan yang sangat lebat, karena pada kenyataannya Bapak tua itu tetap basah dan menggigil kedinginan.

Karena nggak tega, saya panggil bapak tua itu untuk pindah dan berteduh di teras depan rumah. Sambil menemani Bapak tua itu, saya ajak beliau ngobrol sambil menyodorkan segelas teh panas. Saat saya tanya kenapa berteduh di bawah pohon, karena toh tetap juga basah, bapak tua itu berkata, sebenarnya saya tadi sudah mau numpang berteduh disini, tapi saya nggak berani masuk meski pagar tidak tertutup.

Bapak Tua itu melanjutkan ceritanya, sebenarnya bu, saat berteduh di bawah pohon tadi, untuk menghibur diri karena kedinginan dan nggak tahan sama angin yang kencang, saya membayangkan sedang minum segelas teh manis panas dan bisa berteduh di rumah ini, ujar Bapak tua si tukang ojek sepeda, ternyata nggak lama Ibu keluar dan saya dikasih teh panas sama Ibu lanjut Bapak tua tadi sambil ketawa lebar, rezeki ya bu.. lanjutnya lagi.

Dalam hati saya tersenyum, Bapak tua ini nggak perlu belajar NLP tapi sudah sangat NgeNeLPe. Kemudian Bapak tadi bergumam lagi, hidup sekarang susah bu..., seharian ngenjot sepeda dapetnya cuma 30rb paling mentok 50rb, orang malu kalu naik ojek sepeda, saingan sama ohjek motor berat banget....belum lagi kalau bannya bocor, seharian saya nggak makan, karena uangnya nggak cukup buat ongkos sekolah sama makan anak2 istri saya di rumah.

Ada perasaan nggak tega sebenarnya dan saya putuskan nggak mau cerita ini berlanjut dan jadi panjang, saya langsung break state keluhan Pak Tua tukang Ojek sepeda ini.
Saya tanya, waktu berteduh di bawah pohon dan membayangkan minum teh panas tadi, perasaannya bapak bagaimana dan kenapa bapak membayangkan minum teh panas.


Bapak tua itu spontan menjawab karena saya kedinginan bu, jadi saya bayangkan saja sedang minum teh panas, dan badan saya jadi agak berkurang dinginnya. Bagus dung pak, komentar saya spontan, kalau gitu mending bapak juga melakukan hal yang sama waktu ngojek sepeda, dari pada mikirin saingan banyak dan sepi penumpang mending bapak bayangkan saja jalan yang bapak lalui bersih dari segala macam benda yang bisa bikin ban sepeda bapak bocor, trus bapak bayangin setiap hari bapak dapet penumpang minimal 10 orang, kalau 1 orang naik ojek sepeda bayar Rp. 7ribu, dapet penumpang 10, kan sudah dapet 70ribu pak, ujar saya. Kalau tadi bapak bisa membayangkan minum teh panas dan sekarang bapak bener minum teh panas, artinya bapak juga bisa membayangkan dapet penumpang 10 orang.

Sejenak saya melihat guratan semangat di wajahnya yang terlihat banyak kerutan, iya juga ya bu..., dari pada mikir yang nggak-nggak mending mikir yang bikin dapet duit. Pembicaraan yang tadinya sendu berubah jadi lebih bersemangat, saat hujan reda, tukang ojek itu pun pergi.

Tadi pagi, saat saya baru keluar dari pagar mau antar anak sekolah, tukang ojek sepeda itu lewat, beliau menyapa saya, pagi bu..., sambil menghentikan sepedanya, saya jawab pagi pak, sambil bertanya kabar, senyum sumringah saya dapet dari bapak tua ini sambil berkata ibu bener, saya kalu mikir jelek dapetnya jelek, kalu mikirnya baik ya Alhamdulillah saya sekarang bisa dapet penumpang rata-rata 10. makasih ya bu, sekarang saya berhenti mikir yang jelek-jelek, enak saya hasilnya jadi lumayan, rasanya plong....

Saya ketawa sambil pamitan....
Sepanjang jalan sambil mengingat-ingat waktu saya bicara dengan tukang ojek sepeda, apa yang saya sudah lakukan ya.... ternyata saya mainkan submodality-nya dan sudah menggunakan anchor tanpa harus menyentuh.



Kisah Seekor Ulat dengan Nabi Daud as
Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud a.s. sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu.
Lalu Nabi Daud a.s. berkata pada dirinya, “Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?”
Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud a.s. “Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali.
Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud a.s. “Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?”
Akhirnya Nabi Daud menyedari akan kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud a.s. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T.
Begitulah sikap para Nabi a.s. apabila mereka menyedari kesilapan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T.
Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa sahaja makhluk Allah y

Kala Cinta Meranggas Aqidah

Kala Cinta Meranggas Aqidah Author: Abu Aufa
Kesepian memang kadang menyakitkan, menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut mata. Pedih dan sedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap, melukai semua impian yang kadang memabukkan. Hingga, jiwa yang rapuh menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan.
Saat temaram rembulan menyuguhkan hidangan, terlintas sekelebat bayang. Disibaknya kegelapan, namun entah dimana ia berada. Kecewa, hingga guratan keresahan menyibukkan kelamnya malam. Kebisuan yang menusuk-nusuk, membuat kedukaan semakin berat, hingga menghujam akal dan aqidah. Air mata semakin deras tumpah, lelah, tubuh pun mencoba rebah. Namun jiwa ini lemah, mata air di telaga yang coba dibendungnya kembali menerobos kelopak mata, ke pipi, hingga membasahi sarung bantal dan kapuk di dalamnya.
Cinta...
Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, namun dapat pula membakar. Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah. Mengharapkan kakanda tercinta yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang telah menikah, mengandung, dan melahirkan si kecil dengan selimut kasih sayang.
Namun, impian berbeda dengan kenyataan. Sepi semakin menggerogoti hari, sendiri... dan masih sendiri.
Duhai belahan hati, entah dimana kakanda bersembunyi.
Ukhti sholehah yang dicintai Allah Ta'ala...
Cinta dan impian membentuk sebuah keluarga memang begitu indah. Namun takkala ia belum menyapa, janganlah membuat gundah dan resah, bahkan merubah pandangan terhadap Sang Pemilik Cinta. Kegelisahan jangan pula membuatmu menggadaikan aqidah, karena sungguh harta itu tak ternilai harganya. Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi cinta yang menyelubungi halleluyah.
Cinta yang membara tak akan dapat menghapus ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala, "Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman..." [Al Baqarah: 221]. Namun, ajaran junjungan Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam akan pupus, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, dan tidak dalam benci tapi dalam cinta [Henry Martyn, missionaris, 1812 M].
Cinta akan membentuk sebuah keluarga samara (sakinah, mawaddah wa rahmah) karena kesamaan iman dan aqidah, dalam naungan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jangan biarkan sedikitpun celah hatimu terbuka dengan cinta berselaput halleluyah, karena cinta seperti itu akan meranggas aqidah. Pernikahan dengan keyakinan yang berbeda, tak akan melahirkan ketenteraman jiwa, karena ia adalah zina.
Dapatkah engkau menjawab saat anakmu bertanya, mengapa ayah selalu pergi setiap hari Minggu, sedangkan dirimu ruku' dan sujud? Bisakah engkau menjelaskan saat anak laki-lakimu bertanya, mengapa ayah tidak pergi sholat Jum'at padahal dirimu berbicara panjang lebar tentang kewajiban menunaikannya? Atau, mengapa ayah tidak mengucapkan bismillah tapi atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus? Juga, mengapa Tuhannya ayah ada 3 sedangkan dirimu selalu mengucapkan ahad... ahad... ahad?
Mampukah engkau menjelaskan semua itu dan banyak lagi kepada buah hatimu?
Duhai ukhti, sanggupkah engkau menahan murkanya Allah Subhanahu wa Ta'ala?
Saat jiwamu lelah bertanya dimanakah gerangan kekanda berada, kembalilah kepada Sang Pemilik Rahasia, lantunkan munajat dan do'a, mohon tetapkan iman untuk selalu terhatur kepada-Nya. Jadikan hati ini selalu ikhlas serta rela atas setiap keputusan-Nya.
As'alukallahummar ridha ba'dal qadha, wa burdal 'iisyi ba'dal maut, wa ladzdzatan nazhori ila wajhika, wa syauqon ila liqaa'ika.
Ya Allah, aku mohon kerelaan atas setiap keputusan-Mu, kesejukan setelah kematian, dan kelezatan memandang wajah-Mu serta kerinduan berjumpa dengan-Mu.
Mohonkan juga kepada-Nya, agar Ia menguatkan niat dan azzam kepada lelaki yang belum menikah untuk segera menyempurnakan setengah agama, sehingga dirimu serta pasangan jiwa tercinta dapat bersama membangun sebuah istana kecil nan indah dalam naungan ridho-Nya.
Duhai ukhti sholehah...
Sabar... dan bertahanlah. Kalaulah Allah Subhanahu wa Ta'ala menakdirkan dirimu sebagai lajang di dunia ini, yakinlah di surga ada yang setia menanti. Kuatkan hati, tegar... dan selalu tegar, karena dirimu memiliki harta yang tak ternilai harganya, yaitu aqidah.
Wallahua'lam bi showab.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Abu Aufa
(Terhatur kepada para ukhti yang masih sendiri, yakinlah cinta-Nya jauh lebih berharga dari cinta yang berselimutkan halleluyah)

Bagaimana Pacaran Menurut Islam

BAGAIMANA PACARAN MENURUT ISLAM ? (2) s
Bagaimana pandangan Ibnu Qoyyim tentang hal ini ? Kata Ibnu Qoyyim, " Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta. Malah, cinta diantara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan. Karena bila keduanya telah merasakan kenikmatan dan cita rasa cinta, tidak boleh tidak akan timbul keinginan lain yang tidak diperoleh sebelumnya. "
" Bohong !" Itulah pandangan mereka guna membela hawa nafsunya yang dimurkai Allah, yakni berpacaran. Karena mereka telah tersosialisasi dengan keadaan seperti ini, seolah-olah mengharuskan adanya pacaran dengan bercintaan secara haram. Bahkan lebih dari itu mereka berani mengikrarkan, bahwa cinta yang dilahirkan bersama dengan sang pacar adalah cinta suci dan bukan cinta birahi. Hal ini didengung-dengungkan, dipublikasikan dalam segala bentuk media, entah cetak maupun elektronika. Entah yang legal maupun ilegal. Padahal yang diistilahkan kesucian dalam islam adalah bukanlah semata-mata kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja. Lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan dan sekujur anggota tubuh, bahkan kesucian hati wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, zinanya hati adalah� membayangkan dan menghayal, zinannya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan muhrim. Dan pacaran adalah refleksi hubungan intim, dan merupakan ring empuk untuk memberi kesempatan terjadinya segala macam zina ini.
Rasulullah bersabda,
" Telah tertulis atas anak adam nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tak dapat tidak. Zinanya mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lidah adalah berkata, zina tangan adalah menyentuh, zina kaki adalah berjalan, zina hati adalah ingin dan berangan-angan. Dibenarkan hal ini oleh kelaminnya atau didustakannya."
Jika kita sejenak mau introspeksi diri dan mengkaji hadist ini dengan kepala dingin maka dapat dipastikan bahwa segala macam bentuk zina terjadi karena motivasi yang tinggi dari rasa tak pernah puas sebagai watak khas makhluk yang bernama manusia. Dan kapan saja, diman saja, perasaan tak pernah puas itu selalu memegang peranan. Seperti halnya dalam berpacaran ini.� Pacaran adalah sebuah proses ketidakpuasan yang terus berlanjut untuk sebuah pembuktian cinta. Kita lihat secara umum tahapan dalam pacaran.
1. Perjumpaan pertama, yaitu perjumpan keduanya yang belum saling kenal. Kemudian berkenalan baik melalui perantara teman atau inisiatif sendiri. hasrat ingin berkenalan ini begitu menggebu karena dirasakan ada sifat2 yang menjadi sebab keduanya merasakan getaran yang lain dalam dada. Hubungan pun berlanjut, penilaian terhadap sang kenalan terasa begitu manis,����� pertama ia nilai dengan daya tarik fisik dan penampilannya, mata sebagai juri. Senyum pun mengiringi, kemudian tertegun akhirnya , akhirnya jantung berdebar, dan hati rindu menggelora. Pertanyaan yang timbul kemudaian adalah kata-kata pujian, kemudian ia tuliskan dalam buku diary, "Akankah ia mencintaiku." Bila bertemu ia akan pandang berlama-lama, ia akan puaskan rasa rindu dalam dadanya.
2. Pengungkapan diri dan pertalian, disinilah tahap ucapan I Love You, "Aku mencintaimu". Si Juliet akan sebagai penjual akan menawarkan cintanya dengan rasa malu, dan sang Romeo akan membelinya dengan, "I LOve You". Jika Juliet diam dengan tersipu dan tertunduk malu, maka sang Romeo pun telah cukup mengerti dengan sikap itu. Kesepakatan� pun dibuat, ada ijin sang romeo untuk datang kerumah, "Apel Mingguan atau Wakuncar ". Kapan pun sang Romeo pengin datang maka pintu pun terbuka dan di sinilah mereka akan menumpahkan perasaan masing-masing, persoalanmu menjadi persoalannya, sedihmu menjadi sedihnya, sukamu menjadi riangnya, hatimu menjadi hatinya, bahkan jiwamu menjadi hidupnya. Sepakat pengin terus bersama, berjanji sehidup semati, berjanji sampai rumah tangga. Asyik dan syahdu.
3. Pembuktian, inilah sebuah pengungkapan diri, rasa cinta yang menggelora pada sang kekasih seakan tak mampu untuk menolak ajakan sang kekasih. " buktikan cintamu sayangku". Hal ini menjadikan perasaan masing-masing saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan diantara keduanya. Bila sudah seperti ini ajakan ciuman bahkan bersenggama pun sulit untuk ditolak. Na'udzubillah
Begitulah akhirnya mereka berdua telah terjerumus dalam nafsu syahwat, tali-tali iblis telah mengikat. Mereka jadi terbiasa jalan berdua bergandengan tangan, canda gurau dengan cubit sayang, senyum tawa sambil bergelayutan,� dan cium sayang melepas abang. Kunjungan kesatu, kedua, ketiga, keseratus, keseribu, dan yang tinggal sekarang adalah suasana usang, bosan, dan menjenuhkan percintaan . Segalanya telah diberikan sang juliet, Juliet pun menuntut sang Romeo bertanggung jawab ? Ternyata sang romeo pergi tanpa pesan walaupun datang dengan kesan. Sungguh malang nasib Juliet.
Wahai para Muslimah sadarlah akan lamunan kalian , bayang-bayang cinta yang� suci, bukanlah dengan pacaran , cobalah pikirkan buat kamu muslimah yang masih bergelimang dengan pacaran atau kalian wahai pemuda yang suka gonta-ganti pacar. Cobalah jawab dengan hati jujur pertanyaan-pertanyaan berikut dan renungkan ! Kami tanya :
1. Apakah kamu dapat berlaku jujur tentang hal adegan yang pernah kamu kamu lakukan waktu pacaran dengan si A,B,C s/d Z kepada calon pasangan yang akan menjadi istri atau suami kamu yang sesungguhnya ? Kalau tidak kenapa kamu berani mengatakan, pacaran merupakan suatu bentuk pengenalan kepribadian antara dua insan yang saling jatuh cinta dengan dilandasi sikap saling percaya ? Sedangkan kenapa kepada calon pasangan hidup kamu yang sesungguhnya kamu berdusta ? Bukankah sikap keterbukaan merupakan salah satu kunci terbinanya keluarga sakinah?
2. Mengapa kamu pusing tujuh keliling untuk memutuskan seseorang menjadi pendamping hidupmu ? Apakah kamu takut mendapat pendamping yang setelah sekian kali pindah tangan ? " Aku ingin calon pendamping yang baik-baik" Kamu katakan seperti ini tapi mengapa kamu begitu gemar pacaran, hingga melahirkan korban baru yang siap pindah tangan dengan kondisi " Aku bukan calon pendamping yang baik" , bekas dari tanganmu, sungguh bekas tanganmu ?
3. Jika kamu disuruh memilih diantara dua calon pasangan hidup kamu antara yang satu pernah pacaran dan yang satu begitu teguh memegang syari'at agama, yang mana yang akan kamu pilih ? Tentu yang teguh dalam memegangi agama, ya Khan ? Tapi kenapa kamu berpacaran dengan yang lain sementara kamu menginginkan pendamping yang bersih ?
4. Bagaimana perasaan kamu jika mengetahui istri/ suami kamu sekarang punya nostalgia berpacaran yang sampai terjadi tidak suci lagi ? Tentu kecewa bukan kepalang. Tetapi mengapa sekarang kamu melakukan itu kepada orang yang itu akan menjadi pendamping hidup orang lain ?
5. Kalaupun istri/suami kamu sekarang mau membuka mulut tentang nostalgia berpacaran sebelum menikah dengan kamu. Apakah kamu percaya jika dia bilang kala itu kami berdua hanya bicara biasa-biasa saja dan tidak saling bersentuhan tangan ? Kalau tidak kenapa ketika pacaran bersentuhan tangan dan berciuman kamu bilang sebagai bumbu penyedap ?
6. Jika kamu nantinya sudah punya anak apakah rela punya anak yang telah ternoda ? Kalau tidak kenapa kamu tega menyeret Ortu kamu ke dalam neraka Api Allah ? Kamu tuntut mereka di hadapan Allah karena tidak melarang kamu berpacaran dan tidak menganjurkan kamu untuk segera menikah.
Karena itu wahai muslimah dan kalian para pemuda kembalilah ke fitrah semula. Fitrah yang telah menjadi sunattullah, tidak satupun yang lari daripadanya melainkan akan binasa dan hancur.
Inti dari pembahasan ini adalah "PACARAN ITU HARAM"
Khusus pembahasan ini bila ada komplain atau pertanyaan lanjutan silahkan kamu sampaikan di Forum Curhat dan Konsultasi ...T4CurTasi@egroups.com







Tanda Tanda Kiamat Yang Menakjubkan Postingan Mas Hilal Ahmad
Assalamu'alaikum wr. wb
Berikut tanda tanda kecil kiamat yang menakjubkan (bukan tanda besar), cuman tak tulis tanda yang unik (tanda tanda yang lain yang udah sering kita dengar semisal legalisasi Zina, perempuan seperti laki lai dll ) tidak saya tuliskan
1. Menggembungnya bulan telah bersabda Rasulullah saw : " di antara sudah mendekatnya kiamat ialah menggembungnya bulan sabit(awal bulan) " dishahihkan� AlBaani di Ash Shahihah nomor 2292 dalam riwayat yang lain dikatakan "di antara sudah dekatnya hari kiamat ialah bahwa orang akan melihat bulan sabit seperti sebelumnya, maka orang akan mengatakan satu bentuk darinya untuk dua malam dan masjid akan dijadikan tempat untuk jalan jalan serta meluasnya mati mendadak" (Ash Shahiihah AlBani 2292)

Menakjubkan ... satu bulan sabit dihitung dua kali !!!, sekarang ummat islam hampir selalu bertengkar menentukan bulan sabit untuk ramadhan, syawal dan idhul adha .. antar ru'yat tidak sama cara melihatnya , antar hisab berbeda cara menghitungnya .... shodaqo rasuuhul kariim
2. Tersebarnya banyak pasar rasuluillah bersabda : "Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa(waktu) akan terasa cepat dan pasar pasar akan berdekatan (karena saking banyaknya)" (sahih Ibnu Hibban)

Lihatlah sekarang, pasar ada dimana mana, mall semakin banyak, supermarket di mana mana ....
3. Wanita ikut bekerja seperti laki laki rasulullah bersabda : "pada pintu gerbang kiamat orang2 hanya akan mengucapkan salam kepada orang yang khusus(dikenal) saja dan berkembangnya perniagaan sehingga wanita ikut seperti suaminya (bekerja/berdagang) " Hadist Shahih lighairihi Ahmad

Sekarang karena emansipasi wanita, wanita yang bekerja sudah banyak betul ... shodaqo rasuuhul kariim
4. Banyaknya Polisi rasululah bersabda : "bersegeralah kamu melakukan amal shalih sebelum datang 6 perkara : pemerintahan orang orang jahil, banyaknya polisi, penjual belian HUKUM atau JABATAN, memandang remeh terhadap darah, pemutusan silaturrahim, adanya manusia yang menjadikan al qir'an sebagai seruling dimana mereka menunjuk seorang imam untuk sholat jamaah agar ia dapat menyaksikan keindahannya dalam membaca Al QUr'an meskipun ia paling sedikit ke-Faqihannya. " Musnad Ahmad, At Thabrani, Ash Shaihhah AlBani 979
5. Manusia akan bermegah megah dalam membangun masjid rasulullah bersabda "tidak akan beridir kiamat hingga mansia berbangga bangga dengan masjid" (hadist sahih musnad Ahmad3:134,145, An Nasa'i 2:32, Abu Dawud 449,Ibnu Majah 779) padahal rasulullah dilain tempat berkata "saya tidak diutus untuk menjulangkan masjid masjid" (sahih sunan abu dawud:448)

subhanallah, masjid masjid seakarang megah betul .. indah benar
6. Menjadi pengikut tradisi Yahudi dan Nasrani telah berkata rasulullah : "Sungguh kamu akan mengikuti jalan hidup orang orang sebelum kamu,sejengkal demi sejengkal , sehasta demi sehasta (tanpa berbeda sedikitpun) sehingga walaupun mereka masuk ke lubang biawak, maka kamu akan masuk juga" Sahabat bertanya : wahai rasulullah, apakah kaum yang akan kami ikuti tersebut adalah kaum Yahudi dan Nasrani ?, maka Nabi menjawab : Siapa Lagi (kalau bukan mereka) ?

shodaqo rasuuhul kariim ... ummat sudah menjadi pengikut barat ... peringatan tahun baru, valentin day, peringatan ulang tahun, pengagum demokrasi, HAM, hukum positif dan sebagainya ...
7. Irak diboikot dan makanan ditahan darinya rasulullah bersabda : "hampir saja tidak boleh dibawa makanan ke negeri Irak secupak(qafizh) makanan atau sebuah dirham, kami(sahabat) bertanya Orang orang ajam(non arab) kah yang melakukan ini ? kemudian beliau berkata : "hampir saja tidak dibawa makanan atau sebuah dinar kepada penduduk syam(palestina, syiria , libanon , yordandan sekitarnya) kemudian sahabat bertanya "siap ayang melakukan itu ya rasulullah ? " orang orang RUM(Romawi : Amerika-Eropa)

Sebenarnya ini adalah tanda yang paling menakjubkan, karena sampai sekarang irak telah diboikot oleh Amerika semenjak perang teluk dan syam telah menderita kekuarangan makanan, palestina di jajah israel yahudi ..dan .. setelah terkepungnya irak dan syam ini .. dan setelah terjadinya peperangan dhasyat di PALESTINA maka akan muncullah tanda tanda besar kiamat berupa munculnya Imam Mahdi, Keluarnya Dajjal dan turunnya Isa Al Masih
8. Turki akan memerangi Irak rasulullah bersabda : "sekelompok manusia dari ummatku akan turun di suatu dataran rendah yang mereka namakan dengan Bashrah pada tepi suatu sungai yang bernama Dajlah. Dan apabila telah datang akhir zaman datangkah Bani Qanthura (mereka adalah orang orang turki) yang bermuka lebar dan bermata kecil sehingga mereka turun pada tepi sungai itu, maka terpecahlah penduduknya menjadi 3 kelompok, yang satu sibuk mengikuti ekor ekor sapi mereka(sibuk mengurusi harta benda) dan mereka akan hancur, dan satu kelompok dari mereka akan memperhatikan diri mereka sendiri dan mereka itu telah kafir, dan satu kelompok dari mereka akan menjadikan anak cucu mereka di belakang mereka kemudian mereka berperang, itulah para syuhada" (hadits hasan diriwayatkan Ahmad dan Abu Dawud(4138)

Pada bulan mei 1997 dahulu orang orang turki telah mulai memancing mancing permusuhan dengan irak dan mereka membangkitkan masalah masalah yang dibuat buat sekitar masalah air di sungai Eufrat dan orang orang turki itu membuat kesepakatan dengan orang orang israel dan amerika dan melakukan latihan militer bersama dengan tujuan penyerangan irak, iran dan syiria, dan waktu itu juga Turki menyerang bagian irak utara dengan alasan untuk menghjajar suku kurdi .. kita tunggu saja apa yang akan terjadi nanti ..
9. Bumi Arab akan kembali menjadi kebun kebun dan sungai sungai telah bersabda rasulullah : "tidak akan berdiri hari kiamat hingga harta aakan banyak melimpah dan sehingga bumi arab kembali menjadi kebun kebun dan sungai sungai " � (Ahmad dan Muslim)

Dan negeri arab saat ini telah menjadi kebun !! dan banyak nya sungai .. didaerah tha'if bahkan telah turun butiran es dan musim haji kemarin susuhu dingin kira kira 5 derajat celcius ... tidak lagi panas
10. Peperangan dengan Yahudi : tidak terjadi kiamat hingga oranng orang berperagn dengan� Yahudi, dan orang orang Yahudi bersembunyi dibawah batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata kepada orang orang islam " di sini ada Yahudi, maka bunuhlah ia" (Fathul Bari', Al Manaqib, Al Hafiz Ibnu Hajar)
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Yang Jauh Dinanti Yang Datang Ditepis

Yang Jauh Dinanti Yang Datang Ditepis
Akhlaq bagus, berpendidikan tinggi, wawasan luas, berwajah tampan pula. Belum lagi didukung dengan kemapanan ekonomi yang bisa terlihat dari kendaraan dan rumah pribadinya. Meski demikian, kerendahan hatinya yang begitu menonjol menjadikannya begitu bersahaja. Tidak sombong dan justru sangat dermawan, dekat dengan segala golongan tidak memandang status dan membeda-bedakan orang berdasarkan kelas-kelas ekonomi. Terakhir yang tidak kalah pentingnya, mampu menunjukkan bakat kepemimpinan yang mumpuni. Bermimpikah bila ada gadis muslimah yang mendambakan seorang pendamping dengan kriteria diatas? Atau bolehkah memimpikannya?
Tentu saja, setiap orang -laki-laki maupun wanita- berhak menentukan kriteria orang yang akan dijadikan calon pendampingnya kelak. Karena, seperti yang dicita-citakan hampir semua wanita, cukup satu kali menikah untuk seumur hidup meski terkadang ada sebagian yang harus menerima kenyataan menikah untuk kesekian kalinya karena alasan-alasan tertentu. Terlebih bagi mereka yang memang diberikan kemurahan-Nya memiliki kualitas lebih dari yang lain, entah karena paras cantiknya, jenjang pendidikan, tingkat kemapanan ekonomi, lingkungan dan pergaulan, atau karena kelebihan-kelebihan lainnya, mereka yang dengan berbagai kelebihan yang dimiliki itu tentu saja lebih merasa berhak untuk mematok kriteria tinggi untuk seorang calon pendamping. Setidaknya, pikir mereka, "peluangnya lebih besar" meski harus disadari bahwa segala sesuatu yang bakal berlaku dalam hidup ini, tentu saja Allah penentu akhirnya.
Cantik, masih muda (dibawah 23 tahun atau masih berstatus mahasiswi), bukan hal aneh jika dikala ini masih cenderung membanding-bandingkan satu dengan yang lainnya untuk kemudian menentukan yang lebih baik. Bahkan bukan tidak mungkin masih menantikan hadirnya calon lain disamping yang sedang dibandingkannya. "Siapa tahu, yang datang kemudian lebih oke" pikirnya. Diusia seperti, ini idealisme seorang masih sangat tinggi sehingga, tidaklah heran jika ada orang yang membuat 'joke', salah satu kesibukan mereka adalah "sibuk nolak" terlebih terhadap laki-laki yang memang dianggap bukan kelasnya. Padahal yang ditolak itu sebenarnya juga "nggak rendah-rendah amat kualitasnya", mungkin hanya kurang menarik, atau karena belum mempunyai pekerjaan mapan. Ada juga, alasan-alasan yang tidak masuk akal semisal perbedaan suku. Namun sudah pasti, ini tidak berlaku umum, karena buktinya, banyak juga mereka yang menikah diusia ini dengan menafikan hal-hal seperti wajah atau kemapanan ekonomi.
Sedikit diatas mereka (usia sekitar 25 tahun), baik mereka yang melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi atau sebagian yang lain yang sudah mendapatkan pekerjaan, mungkin saja kondisi tersebut mempertinggi 'daya tawar' mereka, namun justru pada usia ini pola pikir mereka tentang masa depan sudah mulai terbentuk dan punya arah yang lebih jelas. Pandangannya tentang calon pendamping tidak mutlak pada sisi fisiologis (tampan, berduit). Kalaupun ada pandangan ke arah tersebut, kadarnya pun tidak terlalu tinggi, setidaknya mereka juga lebih objektif mengukur dengan kualitas diri untuk disesuaikan dengan kriteria calon yang diharapkan.
Lain halnya dengan mereka yang sudah mendekati 'kepala tiga'. Meski tidak bisa dipukul rata, namun tidak sedikit yang 'banting harga' di usia ini. Mereka yang ketika masih menjadi mahasiswi atau usia tidak lebih dari seperempat abad seringkali menampik kesempatan, menepis yang datang karena tingginya 'idealisme' dan patokan kriteria yang ditancapkan, mulai menurunkan kriteria calon, "Asal baik, sholatnya bener okelah". Bahkan diusia kepala tiga, ada saja yang lebih gila-gilaan soal jodoh yang bisa terlihat dari ungkapan-ungkapan seperti, "asal ada yang mau", "nunggu yang sholeh bener nggak datang-datang, yang ada ini juga bolehlah," atau yang lebih ekstrim, "syukur ada yang mau".
Patutlah menaruh hormat kepada para muslimah yang diusia kepala tiga atau lebih, tetap konsisten dengan mematok standar yang cukup realitis, Akhlak bagus (shaleh), jujur, amanah dan bertanggungjawab, berpenghasilan, serta memiliki jiwa pemimpin. Mereka tetap yakin bahwa Allah, dengan kerahasiaan-Nya sudah mengatur segala hal yang berkenaan dengan dirinya. Dengan tetap berkeyakinan seperti itu, kepercayaan dirinya mampu mengalahkan keresahan dan kegalauan yang terkadang muncul, "Hanya soal waktu, disinilah diuji kesabaran", "Mungkin Allah mentakdirkan untuk lebih lama hidup sendiri" hiburnya. Ada pula wanita-wanita yang karena alasan tertentu sengaja menunda pernikahan. Mereka tidak pernah menyesal terlambat menikah, atau menyesal telah menepis sekian banyak pemuda baik-baik yang datang kepadanya. Mereka, tetap tegar menatap hidup merengkuh masa depan yang menanti.
Namun bagi yang 'masih muda dan belum terlambat', tiada salahnya juga untuk tidak segera menepis datangnya calon pendamping hanya karena kriterianya sedikit dibawah standar, karena siapa tahu -Maha Suci Allah dengan segala kerahasiaan-Nya- dialah yang sengaja dikirimkan Allah untuk anda. Karena juga belum tentu, pujaan hati dengan label tinggi yang selama ini dinanti segera datang, bahkan bisa jadi masih jauh. Who knows? Wallahu a'lam bishshowaab (Bayu Gautama)

Saya Ini Sedang Futur

Do'a dikala ragu akan dirinya...:)
Bagi yang sedang bimbang oleh sang kekasih, nih ada do'a yang bagus untuk diamalkan. Selamat Mengamalkan ya....:)
Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi
Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku
Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya
Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....
Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini
Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini
----------------------------------------
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
----------------------------------------
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh
Amin... Ya Rabbal 'Alamin






SAYA INI SEDANG FUTUR

saya ini sedang futur
baca qur'an enggan, nonton tv doyan
baca qur'an nggak berkesan, nonton sinetron dan cek & ricek malah
ketagihan
nonton bolapun ngga pernah keinggalan
saya ini sedang futur
jarang baca buku dan majalah islam
lagi demen baca komik sinchan dan detektif conan
saya ini sedang kalah
perhatikan sikap saya
yang mudah menyerah dan putu asa
yang inisiatifnya lemah cuma bisa nunggu perintah
yang mudah marah belum bisa ramah
yang merasa tidak dibutuhkan karena kurang mendaat perhatian
saya ini sedang ftur
hanya bisa berkata tanpa bisa membuktikan
hanya bisa berjanji tanpa usaha menepati
saya ini sedang futur
tak lagi pandai menjaga pandangan
sering curi-curi pandang
MUDAH TERSERANG VIRUS CINTA
apalagi sama PARTNER DAKWAH SAYA
akhirnya meupakan hakikat cinta yang sebenarnya
saya ini sedang futur
walau takut azab, tak pernah sekali terisak
malah senangnya terbahak
saya ini sedang futur
malas berdoa
maunya pasrah tanpa usaha
saya ini sedang fuur
lihat perus saya makin membuncit
karena junkfood serta pangsit
saya ini sedang futur
tak lagi pandai bersyukur
sudah mulai tidak jujur
senang disanjung dikritik murung
saya ini sedang futur
malas ngurusin keluarga
rajin menggunjing keluarga
sedikit sekali muhasabah
senang sekali menggibah

YA ..... SAYA INI SEDANG FUTUR

YA ALLAH , DZAT YANG MAHA MEMBOLAK-BALIKAN HATI,
DAN PENGLIHATAN , TETAPKANLAH HATIKU DIATAS AGAMAMU
YA ALLAH, SESUNGGUHNYA AKU BERLINDUNG KEPADA-MU
DARI KELEMAHAN DAN KEMALASAN DARI SIKAP PENGECUT TUA RENTA DAN KIKIR.
YA ALLAH, AKU BERLINDUNG KEPADAMU DARI SIKSA KUBUR DAN DARI FITNAH
WAKTU HIDUP
ATAUPUN KETIKA MATI


YA ALLAH JADIKANLAH AMALANKU ADALAH KARENA ENGAKU,

JANGAN JADIKAN IA KARENA SESEORANG.........

EIGHT LIES OF MOTHER ( Delapan kebohongan Ibu)

A Story that I cannot forget….
(sebuah cerita yang tak dapat aku lupakan…..)
1. The story began when I was a child; I was born as a son of a poor family. Even for eating, we often got lack of food. Whenever the time for eating, mother often gave me her portion of rice. While she was removing her rice into my bowl, she would say “Eat this rice, son. I’m not hungry”.
That was Mother’s First Lie.
1. Cerita ini dimulai ketika aku masih kecil, saya terlahir sebagai anak lelaki dari sebuah keluarga miskin. Yang terkadang untuk makan pun kita sering kekurangan. Kapanpun ketika waktu makan, ibu selalu memberikan bagian nasi nya untuk saya. Ketika beliau mulai memindahkan isi mangkuknya ke mangkuk saya, dia selalu berkata “Makanlah nasi ini anak ku. Aku tidak lapar”
ini adalah kebohongan Ibu yang pertama.
2. When I was getting to grow up, the persevering mother gave her spare time for fishing in a river near our house, she hoped that from the fishes she got, she could gave me a little bit nutritious food for my growth. After fishing, she would cook the fishes to be a fresh fish soup, which raised my appetite. While I was eating the soup, mother would sit beside me and eat the rest meat of fish, which was still on the bone of the fish I ate. My heart was touched when I saw it. I then used my chopstick and gave the other fish to her. But she immediately refused it and said “Eat this fish, son. I don’t really like fish.”
That was Mother’s Second Lie.
2. Ketika aku mulai tumbuh dewasa, dengan tekun nya ibu menggunakan waktu luangnya untuk memancing di sungai dekat rumah kami, dia berharap jika dia mendapatkan ikan, dia dapat memberikan aku sedikit makanan yang bergizi untuk pertumbuhan ku. Setelah memancing, dia akan memasak ikan tersebut menjadi sup ikan segar yang meningkatkan selera makan ku. Ketika aku memakan ikan tersebut, ibu akan duduk disebelah ku dan memakan daging sisa ikan tersebut, yang masih menempel pada tulang ikan yang telah aku makan. Hatiku tersentuh sewaktu melihat hal tersebut, aku menggunakan sumpitku dan memberikan potongan ikan yang lain kepadanya. Tetapi dia langsung menolaknya dengan segera dan mengatakan ” Makanlah ikan itu nak, aku tidak seberapa menyukai ikan”
Itu adalah kebohongan ibu yang ke dua
3. Then, when I was in Junior High School, to fund my study, mother went to an economic enterprise to bring some used-matches boxes that would be stuck in. It gave her some money for covering our needs. As the winter came, I woke up from my sleep and looked at my mother who was still awoke, supported by a little candlelight and within her perseverance she continued the work of sticking some used-matches box. I said, “Mother, go to sleep, it’s late, tomorrow morning you still have to go for work.” Mother smiled and said “Go to sleep, dear. I’m not tired.”
That was Mother’s Third Lie.
3. Kemudian, ketika aku berada di bangku sekolah menengah, untuk membiayai pendidikan ku, ibu pergi ke sebuah badan ekonomi (KUD) dan membawa kerajinan dari korek api bekas. kerajinan tersebut menghasilkan sejumlah uang untuk menutupi kebutuhan kami. Ketika musim semi datang, aku terbangun dari tidurku dan melihat ibuku yang masih terjaga, dan ditemani cahaya lilin kecil dan dengan ketekunan nya dia melanjutkan pekerjaan nya menyulam. Aku berkata “Ibu, tidurlah, sekarang sudah malam, besok pagi kamu masih harus pergi bekerja.” Ibu tersenyum dan berkata “Pergilah tidur, sayang. Aku tidak Lelah.”
Itu adalah kebohongan ibu yang ke tiga
4. At the time of final term, mother asked for a leave from her work in order to accompany me. While the daytime was coming and the heat of the sun was starting to shine, the strong and persevering mother waited for me under the heat of the sun’s shine for several hours. As the bell rang, which indicated that the final exam had finished, mother immediately welcomed me and poured me a glass of tea that she had prepared before in a cold bottle. The very thick tea was not as thick as my mother’s love, which was much thicker. Seeing my mother covering with perspiration, I at once gave her my glass and asked her to drink too. Mother said “Drink, son. I’m not thirsty!”
That was Mother’s Fourth Lie.
4. Pada saat Ujian akhir, ibu meminta izin dari tempat ia bekerja hanya untuk menemaniku. Pada saat siang hari dan matahari terasa sangat menyengat, dengan tabah dan sabar ibu menugguku dibawah terik sinar matahari untuk beberapa jam lamanya. Dan setelah bel berbunyi, yang menandakan waktu ujian telah berakhir, Ibu dengan segera menyambutku dan memberikan ku segelas teh yang telah beliau siapkan sebelumnya di botol dingin. kental nya teh terasa tidak sekental kasih sayang dari Ibu, yang terasa sangat kental. Melihat ibu menutup botol tersebut dengan rasa haus, langsung saya memberikan gelasku dan memintanya untuk minum juga. Ibu berkata “Minumlah, nak. Ibu tidak haus!”
Itu kebohongan ibu yang ke empat
5. After the death of my father because of illness, my poor mother had to play her role as a single parent. By held on her former job, she had to fund our needs alone. Our family’s life was more complicated. No days without sufferance. Seeing our family’s condition that was getting worse, there was a nice uncle who lived near my house came to help us, either in a big problem and a small problem. Our other neighbors who lived next to us saw that our family’s life was so unfortunate; they often advised my mother to marry again. But mother, who was stubborn, didn’t care to their advice; she said “I don’t need love.”
That was Mother’s Fifth Lie.
5. Setelah kematian ayahku yang disebabkan oleh penyakit, Ibuku tersayang harus menjalankan peran nya sebagai orang tua tunggal. dengan mengerjakan tugasnya terlebih dahulu, dia harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan kami sendiri. Hidup keluargaku menjadi semakin kompleks. Tak ada hari tanpa kesusahan. Melihat keadaan keluargaku pada saat itu yang semakin memburuk, ada seorang paman yang tinggal dekat rumahku datang untuk menolong kami, baik masalah yang besar dan masalah yang kecil. Tetangga kami yang lain yang tinggal dekat dengan kita melihat kehidupan keluarga kami sangat tidak beruntung, Mereka sering menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang sangat keras kepala, tidak memperdulikan nasihat mereka, dia berkata ” Saya tidak butuh cinta”
Itu adalah kebohongan ibu yang ke lima
6. After I had finished my study and then got a job, it was the time for my old mother to retire. But she didn’t want to; she was sincere to go to the marketplace every morning, just to sell some vegetable for fulfilling her needs. I, who worked in the other city, often sent her some money to help her in fulfilling her needs, but she was stubborn for not accepting the money. She even sent the money back to me. She said “I have enough money.”
That was Mother’s Sixth Lie.
6. Setelah saya menyelesaikan pendidikanku dan mendapatkan sebuah pekerjaan. itu adalah waktu bagi ibuku untuk beristirahat. Tetapi dia tetap tidak mau; dia sangat bersungguh-sungguh pergi ke pasar setiap pagi, hanya untuk menjual beberapa sayuran untuk memenuhi kebutuhan nya. Saya, yang bekerja di kota yang lain, sering mengirimkan beliau sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan nya, tetapi Beliau tetap keras kepala untuk tidak menerima uang tersebut. Beliau sering mengirim kembali uang tersebut kepadaku. Beliau berkata “Saya punya cukup uang”
itu adalah kebohongan ibu yang ke enam
7. After graduated from Bachelor Degree, I then continued my study to Master Degree. I took the degree, which was funded by a company through a scholarship program, from a famous University in America. I finally worked in the company. within a quite high salary, I intended to take my mother to enjoy her life in America. But my lovely mother didn’t want to bother her son; she said to me “I’m not used to.”
That was Mother’s Seventh Lie.
7. Setelah lulus dari program sarjana, kemudian saya melanjutkan pendidikan saya ke tingkat Master, saya mengambil pendidikan tersebut, dibiayai oleh sebuah perusahaan melalui sebuah program beasiswa, dari sebuah Universitas terkenal di Amerika. Akhirnya saya bekerja pada perusahaan tersebut. Dengan gaji yang lumayan tinggi, saya berniat untuk mengambil Ibu dan mengajak nya untuk tinggal di amerika. Tetapi Ibuku tersayang tidak mau merepotkan anak lelakinya, Beliau berkata kepadaku “Saya tidak terbiasa”
itu adalah kebohongan ibu yang ke tujuh
8. After entering her old age, mother got a flank cancer and had to be hospitalized. I, who lived in miles away and across the ocean, directly went home to visit my dearest mother. She lied down in weakness on her bed after having an operation. Mother, who looked so old, was staring at me in deep yearn. She tried to spread her smile on her face; even it looked so stiff because of the disease she held out. It was clear enough to see how the disease broke my mother’s body, thus she looked so weak and thin. I stared at my mother within tears flowing on my face. My heart was hurt, so hurt, seeing my mother on that condition. But mother, with her strength, said “Don’t cry, my dear. I’m not in pain.”
That was Mother’s Eight Lie.
8. Sewaktu memasuki masa tua nya, ibu terkena kanker tenggorokan dan harus dirawat di rumah sakit. Saya yang terpisah sangat jauh dan terpisah oleh lautan, segera pulang ke rumah untuk mengunjungi ibuku tersayang. Beliau terbaring lemah ditempat tidurnya selepas selesai menjalankan operasi. Ibu yang terlihat sangat tua, menatapku dengan tatapan rindu yang dalam. Beliau mencoba memberikan senyum diwajahnya. meskipun terlihat sangat menyayat dikarenakan penyakit yang dideritanya. Itu sangat terlihat jelas bagaimana penyakit tersebut menghancurkan tubuh ibuku. dimana beliau sangat terlihat lemah dan kurus. Saya mulai mencucurkan airmata di pipi dan menangis. Hatiku sangat terluka, teramat sangat terluka, melihat ibuku dengan keadaan yang demikian. Tetapi ibu, dengan segala kekuatannya, berkata “jangan menangis, anakku sayang, Ibu tidak sakit”
Itu adalah kebohongan ibu yang ke delapan
After saying her eighth lie, my dearest mother closed her eyes forever!
setelah megatakan kedelapan kebohongan nya, Ibuku tersayang menutup matanya untuk selamanya!

Selasa, 22 Juni 2010

Mengapa Siswa Tidak Belajar Terhadap apa yang telah diajarkan ?

Mereka tidak berminat
Mereka tidak tertarik
Kurang motivasi
Tidak memperhatikan
Lebih tertarik pada games di komputer,TV ataupun internet
Mudah menyerah
Daya ingat kurang baik
Malas

Faktor Sukses Mengajar

Suasana dan kondisi yang kondusif
Siswa terlibat 100% dalam proses belajar
Mengajar dengan belajar
Guru dan siswa bekerja sama selama proses KBM
Belajar adalah sebuah proses yang aktif

Bismillah, Berproses menuju Perubahan

"Allahumma Baariklanaa Fii Raajab wa Sya'ban wa Ballighnaa Ramadhan. Ya Allah berkahilah kami di bulan rajab dan Sya'ban ini, dan sampaikanlahkami dengan bulan Ramadhan.